TEMPO.CO, Jakarta - Demo buruh dan mahasiswa untuk menolak Omibus Law di sejumlah wilayah Indonesia, ternyata tak menggoyahkan laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). Sepekan terakhir, IHSG bertahan menguat bahkan diikuti kenaikan rata-rata nilai transaksi harian. Kapitalisasi pasar saham pun melejit Rp 144,63 triliun.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia pada periode 5-9 Oktober 2020, rata-rata nilai transaksi harian tercatat melonjak 24,22 persen menjadi Rp 8,335 triliun dari posisi pekan lalu senilai Rp 6,710 triliun. Seiring dengan kenaikan rata-rata nilai transaksi harian saham (RNTH), rata-rata volume transaksi saham di BEI juga naik menjadi 11.024 miliar saham dari 10.534 miliar saham pada pekan sebelumnya.
"Kapitalisasi pasar saham pun meningkat 2,58 persen menjadi Rp 5.877,46 triliun pada pekan ini dari sebelumnya Rp 5.729,63 triliun," papar BEI dalam keterangannya, dikutip Ahad 11 Oktober 2020.
Dari sisi rata-rata frekuensi harian, terjadi penurunan sebesar 6,16 persen menjadi 578,849 ribu kali transaksi dari pekan lalu sebanyak 616,832 ribu kali transaksi. Sementara itu, IHSG terapresiasi 2,58 persen ke level 5.053,66 pada akhir perdagangan Jumat, dari posisi 4.926 pada penutupan Jumat pekan lalu. IHSG menguat 5 sesi beruntun.
Analis Phillip Sekuritas Anugerah Zamzami Nasr mengatakan penguatan pasar modal pada pekan ini sejatinya tidak hanya didorong oleh sentimen pengesahan UU Cipta Kerja. Selain menyambut positif pengesahan Omnibus Law, penguatan pasar saham dalam negeri juga ditopang sentimen global yang mana juga terkerek naik.
“Karena performa IHSG seminggu ini sejalan dengan penguatan bursa global, seperti indeks di AS dan regional juga reli sekitar 2 persenan. Indeks MSCI emerging market juga menguat sekitar segitu,” ungkap Zamzami kepada Bisnis, Jumat 9 Oktober 2020.
BISNIS
Baca juga: Tak Terpengaruh Demo Omnibus Law, IHSG Ditutup Menguat di 5.039,14