TEMPO.CO,Jakarta - Presiden Joko Widodo atau Jokowi meminta Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo melakukan hilirisasi pada rantai pasok di kawasan lumbung pangan (food estate) di Desa Belanti Siam, Kecamatan Pandih Batu, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Salah satunya untuk komoditas beras yang diproduksi petani setempat.
"Bapak Presiden sedikit menekankan bahwa petani nantinya jangan jual gabah lagi, harus jual beras," kata Syahrul dalam keterangan resmi di Jakarta, Jumat, 9 Oktober 2020.
Untuk itu, kata Syahrul, pengembangan kawasan lumbung pangan ini akan dibangun dengan model bisnis berbasis korporasi pertanian. Nantinya akan dilakukan pengembangan lumbung pangan secara terintegrasi mencakup berbagai komoditas seperti tanaman pangan, perkebunan, hortikultura bahkan peternakan di suatu kawasan.
Proyek ini akan digarap lintas kementerian. Penerapan mekanisasi dan teknologi pertanian di proyek ini juga diharapkan dapat mengoptimalkan rawa menjadi lahan pertanian produktif dan meningkatkan produksi pertanian.
Di sana, kata Syahrul, kelompok tani akan menggarap lahan seluas 100 hektare. Lahan per 1.000 hektare akan di garap oleh gabungan kelompok tani (Gapoktan). Kemudian ada korporasi yang lebih besar lagi untuk 10 ribu hektare.
Sementara itu, Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Kementan, Sarwo Edhy mengatakan lahan percontohan seluas 30 ribu hektare akan digarap mulai 2020. Pertama, lahan seluas 10 ribu hektare berada di Pulang Pisau dan lahan seluas 20 ribu hektare berada di Kabupaten Kapuas.
Sarwo menyebut ini adalah lahan intensifikasi dengan jaringan irigasi yang sudah baik. Baik itu irigasi primer, irigasi sekunder maupun irigasi tersier. "Itu yang kami optimalkan di 2020 ini seluas 30 ribu hektar," kata dia.
FAJAR PEBRIANTO
Baca juga: Tinjau Food Estate di Kalimantan, Jokowi Harap Pendapatan Petani Meningkat