TEMPO.CO, Jakarta - Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tengah menjajaki ratusan peluang investasi dari berbagai perusahaan domestik dan luar negeri. Pelaksana Tugas Deputi Bidang Perencanaan Penanaman Modal BKPM, Nurul Ichwan, mengatakan jumlah 153 investor yang sebelumnya disebut oleh Kepala BKPM, Bahlil Lahadalia, sudah mencakup perusahaan asing yang akan merelokasi pabrik ke Indonesia, serta entitas yang aktif dilobi selama setahun terakhir.
“Saya tak bisa sebutkan yang 153 ini perusahaan mana saja, tapi mayoritasnya dari sektor manufaktur,” kata Nurul kepada Tempo, Jumat 9 Oktober 2020.
Kamis lalu, Bahlil mengatakan terdapat 153 investor yang ingin berinvestasi setelah pengesahan Undang Undang atau UU Cipta Kerja. Dia mengklaim Indonesia bakal kebanjiran modal baru, termasuk dari investor asing asal Korea Selatan, Taiwan, Jepang, Amerika Serikat, Cina, serta negara kawasan Eropa. Sebagian besar entitas disebut ingin masuk sejak lama, namun masih menunda komitmen karena perkara perizinan.
“Selama ini diputar-putar izinnya, dipingpong. Sekarang mereka mau investasi betul," ujarnya.
Meski tak ingin merincinya, Nurul optimistis komitmen investasi yang bermunculan dari pemodal domestik bisa secepatnya diurus. Tim BKPM cenderung berfokus mengejar komitmen dari luar negeri, khususnya rencana relokasi pabrik dari berbagai perusahaan asing. “Kami sudah dapat 14 komitmen dari yang sebelumnya hanya tujuh,” katanya.