TEMPO.CO, Jakarta - Indeks harga saham gabungan atau IHSG pada perdagangan hari ini, Kamis, 8 Oktober 2020, ditutup di zona hijau di level 5.039,14. Angka ini naik ketimbang saat pembukaan perdagangan pagi hari di level 5.018,74.
Sejak saat pembukaan, IHSG terus menguat hingga 0,15 persen ke level 5.010,685 pada pukul 09.08 WIB. Sepanjang hari ini, IHSG bergerak di rentang 5.001,52 - 5.039,14. Artinya, IHSG ditutup di level puncak.
Bursa Efek Indonesia mencatat sebanyak 257 saham berhasil menguat, 179 saham melemah, dan 165 saham lainnya tidak bergerak daripada pergerakan sebelumnya. Saham PT Bank Centrak Asia Tbk. (BBCA) dengan kapitalisasi pasar terbesar, menjadi saham yang paling banyak diborong investor asing, dengan net buy Rp 97,2 miliar.
Adapun analis Artha Sekuritas Dennies Christopher memperkirakan IHSG bakal kembali mengua tini. Secara teknikal, indikator stochastic melebar setelah membentuk goldencross didukung volume yang tinggi mengindikasikan masih ada potensi penguatan.
“Meskipun begitu pergerakan masih dibayangi banyak tekanan terutama dari dalam negeri terkait kondisi politik akibat disahkan RUU Omnibus Law dan masih tingginya kasus harian Covid-19,” tutur Dennies seperti dikutip dari riset harian.
Seperti diketahui sejak disahkan menjadi UU Cipta Kerja pada Senin lalu, demonstrasi terus berlanjut di banyak titik daerah hingga kini. Tak sedikit demonstrasi berujung pada bentrok dengan petugas keamanan.
Sementara itu, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) ditutup stagnan pada perdagangan hari ini. Stabilnya kurs rupiah ini terjadi di tengah demonstrasi yang marak menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja.
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup di level Rp 14.710 per dolar AS atau sama dengan posisi penutupan kemarin. Rupiah dibuka di level Rp 14.699 dan bergerak di rentang 14.697 hingga Rp 14.729 per dolar AS sepanjang perdagangan hari ini.
Sementara itu, nilai tukar rupiah menyentuh Rp 14.750. Berdasarkan kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate atau Jisdor yang dirilis Bank Indonesia. Kurs tersebut menguat 34 poin dibandingkan posisi kemarin.
Di Asia, mayoritas mata uang menguat terhadap dolar AS. Adapun indeks dolar yang mengukur kekuatan mata uang Negeri Paman Sam turun 0,03 persen menjadi 93,6060.
Penguatan mata uang Asia dipimpin oleh won Korea sebesar 0,45 persen, disusul yuan Cina yang juga menguat 0,37 persen. Selain rupiah, dolar Taiwan juga melawan arus kinerja mata uang Asia dengan melemah 0,23 persen.
BISNIS
Baca: Melonjak Kasus Covid Dinilai Menjadi Sebab Asing Kabur dari Pasar Modal