TEMPO.CO, Jakarta - Rupiah kembali berhasil menjadi mata uang dengan kinerja terbaik di Asia. Berdasarkan data Bloomberg, rupiah parkir di level Rp 14.735 per dolar AS, naik 0,44 persen atau 65 poin pada penutupan perdagangan Selasa, 6 Oktober 2020.
Dengan capaian itu, mata uang Garuda memimpin penguatan yang terjadi di antara mata uang Asia lainnya. Kinerja rupiah itu berada di atas baht dan won yang hanya mampu menguat 0,2 persen, dan mengungguli dolar Taiwan yang hanya naik 0,13 persen.
Adapun, dalam perdagangan yang sama, indeks dolar AS yang mengukur kekuatan greenback di hadapan sekeranjang mata uang utama bergerak melemah 0,03 persen ke level 93,486. Direktur strategi portofolio di EP Wealth Advisors Adam Phillips mengatakan, investor cenderung optimistis terhadap peluncuran stimulus fiskal dari pemerintahan AS yang telah dinantikan lama.
Diguyurnya AS dengan stimulus fiskal tersebut akan mengurangi minat investor terhadap dolar AS sebagai aset safe haven sehingga memungkinkan investor berpihak terhadap aset berisiko, seperti mata uang pasar berkembang. “Karena, semakin sulit untuk menolak kebutuhan akan dukungan fiskal tambahan saat ini,” tutur Adam seperti dikutip dari Bloomberg, Selasa.
Sementara itu, Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa sebenarnya penguatan nilai tukar rupiah bisa lebih tinggi lagi. Namun ternyata, penguatan rupiah terbatas seiring dengan sentimen penolakan pengesahan UU Cipta Kerja.
Pada pertengahan perdagangan, nilai tukar rupiah sempat menguat hingga ke level Rp 14.605 per dolar AS. Bahkan, pada pembukaan perdagangan rupiah naik hingga 1,32 persen.
“Dengan penolakan dari kaum buruh mata uang garuda terkikis penguatannya dari awal perdagangan menguat di 177 poin berubah drastis di penutupan pasar menjadi 65 poin,” ujar Ibrahim seperti dikutip dari keterangan resminya, Selasa. Ibrahim memperkirakan rupiah diperdagangkan cenderung fluktuatif di kisaran Rp14.700 hingga Rp 14.750 per dolar AS.
BISNIS
Baca juga: Rupiah Menguat ke Level Rp 14.843 per Dolar AS Seiring Membaiknya Kondisi Trump