TEMPO.CO, Jakarta - Direktur Utama PT Bio Farma (Persero) Honesti Basyir mengatakan perseroan sudah bisa memproduksi reagen untuk tes polymerase chain reaction atau PCR. Kemampuan Bio Farma memproduksi reagen saat ini 1,5 juta tes per bulan.
"Kami sedang mencoba menaikkan kapasitas menuju 3 juta tes per bulan," kata Honesti dalam rapat kerja dengan Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat, Senin, 5 Oktober 2020.
Hal itu mengikuti permintaan pemerintah ada sekitar 80 ribu tes per hari. "Berarti minimal kita butuh 2,4 juta sampai 2,5 juta reagen per bulan," ujarnya.
Selain itu, Bio Farma juga bisa memproduksi rapid test dengan kemampuan produksi 100 ribu tes per bulan. Belakangan ini perseroan sangat kewalahan menyediakan alat-alat tes di massa pandemi. "Karena memang semua rebutan produk-produk ini dan mulai dari bulan ini kami sudah mulai bisa memproduksi reagen ini," kata dia.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meminta Badan Pengkajian dan Pengembangan Teknologi (BPPT) serta Bio Farma mengebut produksi alat tes swab dengan metode PCR dan alat tes cepat atau rapid test. Saat ini, ketersediaan kedua alat tersebut dalam jumlah besar sangat diperlukan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.
“Sekarang kita lihat BPPT dan Bio Farma menyusun list apa saja yang dibutuhkan dan impor produk apa saja yang kita batasi,” ujar Luhut pada Jumat petang, 2 Oktober 2020.
Luhut mengatakan kapasitas produksi alat tes virus corona buatan lokal mesti terserap lebih dulu. Selanjutnya, impor bisa dilakukan bila produksi dalam negeri tidak mencukupi.
Baca: Bio Farma: Harga Vaksin Covid-19 Diperkirakan Rp 200 Ribu