TEMPO.CO, Jakarta – Maskapai penerbangan Lion Air Group dikabarkan bakal melahirkan badan usaha angkutan niaga baru dengan nama Super Air Jet. Pengamat penerbangan dari CommunicAvia, Gerry Soejatman, menilai langkah entitas berekspansi bisnis di masa pandemi bukanlah hal yang mustahil.
Gerry pun mengingatkan sejarah Lion Air, yang lahir di masa pemulihan krisis 1998. “Ingat, Lion Air juga mulai di 2000, di masa recovery Indonesia dari krismon 98. Jadi ya enggak kaget kalau misalnya Pak Rusdi Kirana melihat ada kesempatan di masa recovery pandemi Covid-19,” kata Gerry saat dihubungi pada Jumat, 2 Oktober 2020.
Kabar yang menyatakan bahwa Lion Air bakal merilis maskapai penerbangan anyar belakangan ini riuh dibicarakan di media sosial oleh beberapa pihak. Gerry merupakan salah satu pihak yang turut meramaikannya.
"BREAKING: 1/2. Di tengah pandemi #LionAirGroup dikabarkan akan memulai maskapai baru. Masih sedikit info tentang maskapai misterius baru ini dan pada tahap pengaturan seperti apa ... Tapi itu terlihat nyata. Pintar? Atau bodoh? Brandingnya terlihat sangat terburu-buru," cuit Gerry 30 September 2020 lalu.
Seperti ditulis Bisnis.com, Bloomberg juga menulis bahwa langkah tersebut telah dibenarkan oleh beberapa pihak yang mengetahui rencana dari perusahaan Lion Mentari Airlines ini. Menurut sumber yang menolak untuk disebutkan namanya, rencana itu diinisiasi oleh pendiri Lion, termasuk Rusdi Kirana. Namun, masih belum jelas posisi maskapai baru ini bakal menjadi bagian dari Lion Group atau tidak.