TEMPO.CO, Jakarta - Manufacturing Purchasing Managers’ Index atau PMI Manufaktur Indonesia turun dari 50,8 di Agustus menjadi 47,2 di September 2020. Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan atau Kemenkeu mencatat ini adalah penurunan pertama sejak bulan April.
Penurunan ini, menurut BKF, menunjukkan aktivitas manufaktur yang melemah di tengah penerapan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) karena masih tereskalasinya pandemi Covid-19.
"PMI sebagai indikator yang memprediksi ekonomi ke depan sejalan dengan tren indikator mobilitas yang telah mengalami perbaikan walaupun dengan akselerasi yang melambat, mengingat masih terdapat eskalasi penularan Covid-19," termaktub dalam keterangan resmi BKF, Kamis, 1 September 2020.
Kendati demikian, Kepala BKF Febrio Kacaribu meyakini respons kebijakan pemerintah sudah on-track dan perlu diperkuat dalam penanganan Covid-19 terutama melalui peningkatan langkah TLI atau Tes, Lacak, dan Isolasi serta disiplin gerakan 3M alias Memakai Masker, Mencuci Tangan, dan Menjaga Jarak.
“Penguatan TLI oleh Pemerintah dan 3M oleh masyarakat sejauh ini merupakan best practice dalam mengendalikan Covid-19, serta melengkapi berbagai langkah perlindungan masyarakat miskin dan rentan terdampak melalui berbagai program perlindungan sosial serta dukungan terhadap dunia usaha agar dapat bertahan selama pandemi," tutur dia.