TEMPO.CO, Jakarta – PT Bukit Asam Tbk atau PTBA mengantongi laba bersih senilai Rp 1,3 triliun selama semester I 2020. Angka ini merosot dari periode tahun sebelumnya yang mencapai Rp 2 triliun.
Penurunan laba bersih perseroan terjadi imbas menurunnya harga komoditas batu bara dan permintaan pasar di masa pandemi Covid-19. “Memang laba bersih sedikit lebih rendah karena dampak pandemi. Sebelumnya hanya harga (batubara) yang jatuh dan permintaah masih ada. Kalau kali ini (di masa pandemi), dua-duanya (jatuh),” kata Direktur Utama PTBA Arviyan Arifin dalam konferensi pers virtual, Rabu, 30 September 2020.
Arviyan mengatakan harga komoditas batu bara pada akhir semester I 2020 anjlok 20 persen. Bila Januari lalu posisi komoditas masih berada di kisaran US$ 66 per ton, pada Juni harga tersebut turun menjadi US$ 52 per ton.
Kemerosotan harga pun mendorong turunnya pendapatan. Berdasarkan laporan keuangan perusahaan, pada akhir Juni lalu, PTBA mencatatkan pendapatan sebesar Rp 9,01 triliun atau turun 15,09 persen dari periode yang sama tahun sebelumnya atau year on year.
Meski laba bersih pada paruh pertama lebih rendah ketimbang semester I tahun lalu, Arviyan optimistis perusahaan akan tetap mencatatkan pertumbuhan positif sampai akhir tahun nanti. Kondisi itu tercermin dari produksi batu bara yang terjaga.