Selain Anam, pertanyaan juga datang dari anggota komisi La Tinro La Tunrung. Ia mempertanyakan kepada Dwina apakah isu yang dilempar Ahok ini benar atau tidak. "Digunakan kemana uang Rp 500 miliar tersebut?," kata politikus Partai Gerindra ini.
7. Harga Terbaik
Direktur Utama Perum Peruri Dwina Septiani Wijaya kemudian memberi menjawab atas tudingan permintaan uang Rp 500 miliar dari perusahannya tersebut. Dwina menceritakan bahwa sejak September 2019, perusahaannya telah meluncurkan layanan produk digital. Laman resmi Peruri mencatat peluncuran ini dengan nama Peruri Digital Services. Ada tiga produk yaitu Peruri Sign, Peruri Code, dan Peruri Trust.
Dwina mengatakan saat ini ada 117 klien yang sudah teken kontrak ataupun masih dalam proses kerja sama produk digital dengan Peruri. Sebanyak 35 klien di antaranya adalah BUMN, termasuk di dalamnya Pertamina.
Seperti klien lain selain Pertamina, Dwina menegaskan bahwa Peruri sangat mendukung digitalisasi di perusahaan pelat merah. "Kami selalu berkomitmen memberikan pelayanan dan harga yang terbaik," kata dia.
8. High Security Company
Tapi kepada DPR, Dwina mengatakan bahwa hal-hal yang rinci terkait kontrak antara Peruri dengan Pertamina bersifat confidential alias rahasia. Apalagi, mereka merupakan high security company. "Jadi mungkin kami tidak bicara di media, karena nature dari high security company seperti itu," kata Dwina dalam rapat bersama Komisi BUMN DPR di Jakarta, Senin, 28 September 2020.
9. Hubungan dengan Pertamina
Kepada DPR, Dwina pun mengklaim hubungan antara perusahannya Pertamina sejauh ini sangat baik meski ada polemik seperti ini." Hubungan kami dengan Pertamina sangat baik, jadi sebetulnya enggak seperti rame-rame yang mungkin disampaikan" kata Dwina.
Tempo kembali mengkonfirmasi kepada Pertamina soal kelanjutan proyek paperless dengan Peruri ini, apakah tetap berlanjut atau tidak. Namun, juru bicara Pertamina Fajriyah Usman belum memberikan respons.
FAJAR PEBRIANTO
Baca juga: 4 Kritik Ahok yang Viral Soal Pertamina sampai Isu Lobi Menteri BUMN