Walaupun, Adi menyatakan pihaknya masih menyusun skema impor tersebut. Adi memprediksi salah satu syarat importasi vaksin tersebut adalah pelaksanaan uji klinis tahap tiga bersama Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) seperti yang dilakukan Bio Farma dan Sinovac Biotech saat ini di Bandung, Jawa Barat.
Adi menyatakan sejauh ini distribusi vaksin akan dilakukan oleh Bio Farma. Adi optimistis Bio Farma dapat melakukan distribusi tersebut lantaran umur Bio Farma yang menyentuh 130 tahun per Agustus 2020.
Ketua Umum Asosiasi Rantai Pendingin Indonesia (ARPI) Hasanuddin Yasni mengatakan beberapa industriawan rantai pendingin sedang bekerja sama dengan PT Bio Farma (Persero) untuk menyiapkan fasilitas rantai pendingin perseroan.
Sejauh ini, ujar Hasanuddin, sebagai pabrikan sedang memproduksi chilled storage untuk menyimpan vaksin besutan Bio Farma di beberapa kota besar.
Hasanuddin menyampaikan bahwa Bio Farma masih urung membangun fasilitas rantai pendingin di selain kota besar karena pasokan listrik yang meragukan. Adapun, satu kontainer pendingin berukuran 40 feet membutuhkan tegangan listrik sebesar 13.000 kWh.