TEMPO.CO, Jakarta – Pemerintah Indonesia berupaya agresif menarik investor Korea Selatan untuk menanamkan modalnya di Tanah Air, khususnya di industri hilirisasi. Pendekatan ini dilakukan oleh Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir melalui kunjungan ke Negeri Gingseng pada 23-24 September lalu.
“Untuk mendorong realisasi investasi, kami bersama Menteri BUMN ke Korea Selatan membahas hilirisasi EV (Electric Vehicle) battery,” ujar Bahlil dalam keterangan tertulis, Senin, 28 Septembter 2020.
Bahlil mengatakan pemerintah menindaklanjuti minat investasi dari beberapa perusahaan di Korea Selatan. Meski dalam situasi menantang, ia menyebut Indonesia memang masih memiliki daya tarik bagi investor asing.
Adapun sejak 2015, Korea Selatan menjadi negara asal investasi terbesar ketujuh di Indonesia setelah Singapura, Jepang, Tiongkok, Hongkong, Malaysia, dan Belanda. Korea Selatan membukukan total investasi sebesar US$ 7,7 miliar.
Menurut data Pusat Komando Operasi dan Pengawalan Investasi (Pusat KOPI) BKPM, investasi dari Korea Selatan pada periode 2016 sampai semester I 2020 didominasi oleh sektor listrik, gas, dan air senilai US$ 944,3 juta. Kemudian industri mesin, elektronik, instrumen medis, peralatan listrik, presisi, optik, dan jam tangan sebesar US$ 902,5 juta.