Jika tidak ada rencana konsumsi besar, tabungan dapat dialihkan ke simpanan berjangka yang bunganya berkisar 4,5 persen per tahun. "Bahkan jika prediksi tentang idle money masih besar, maka penempatan pada surat utang negara bisa jadi lebih relevan. Atau bisa memilih instrumen di pasar modal, yang mana banyak saham perusahaan bagus sedang diskon," kata Aviliani.
Sementara itu, Executive Vice President Head of Wealth Management and Premier Banking Commonwealth Bank Ivan Jaya mengungkapkan langkah yang paling bijak adalah memastikan bahwa portofolio investasi telah terdiversifikasi dengan baik sesuai dengan profil risiko investasi tiap investor.
Untuk nasabah dengan profil risiko balanced atau berimbang, Ivan menyebutkan, porsi investasi bisa ditempatkan di kelas aset saham dan kelas aset pendapatan tetap atau obligasi.
“Investasi di obligasi negara Republik Indonesia dengan tenor pendek cukup menarik karena relatif tidak mengalami volatilitas tinggi,” ujar Ivan. Ia mencontohkan Obligasi Negara Ritel (ORI) ke-18 yang ditawarkan oleh pemerintah pada Oktober 2020 mendatang bisa jadi pilihan.
Ivan menyebutkan, investor bisa memilih reksa dana dengan strategi investasi saham berkapitalisasi pasar jumbo atau big caps. Underlying dari reksa dana itu lebih baik menghadapi goncangan pergerakan pasar.
Yang penting, kata Ivan, pilihan portofolio investasi harus sesuai dengan profil risiko tiap investor. Tujuannya, agar dapat berinvestasi dengan nyaman terutama apabila pergerakan pasar tengah volatile seperti saat ini.
BISNIS
Baca: Bambang Brodjonegoro: Resesi Tinggal Tunggu Pengumuman BPS