TEMPO.CO, Jakarta – Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) menyiapkan enam strategi guna untuk mengoptimalkan produksi dan lifting minyak dan gas bumi (migas), sehingga target lifting tahun 2020 bisa tercapai. Pasalnya, saat ini sektor migas menghadapi tantangan akibat pandemi Covid-19 dan rendahnya harga minyak.
Plt. Kepala Divisi Program dan Komunikasi SKK Migas Susana Kurniasih mengatakan keenam strategi ini merupakan hasil pemikiran serta diskusi antara SKK Migas – Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS).
“Berdasarkan evaluasi kinerja hulu migas selama masa pandemi Covid-19, kami telah merumuskan beberapa strategi yang visible untuk dilakukan di sisa empat bulan ke depan,” kata dia dalam keterangan tertulis, Senin, 21 September 2020. Langkah ini juga dilakukan untuk mengawal capaian produksi tahun 2021.
Dalam perhitungan SKK Migas, apabila semua skenario tersebut berjalan maka akan menambah lifting minyak secara rata-rata tahunan sebesar 3.900 bopd dan gas sebesar 70 juta standar kaki kubik per hari (mmscfd).
Adapun enam strategi tersebut antara lain, pertama, optimasi lifting serta mempersingkat waktu planned shutdown lapangan utama migas yaitu Lapangan Banyu Urip yang dioperasikan oleh ExxonMobil Cepu Ltd (EMCL).