TEMPO.CO, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada awal pekan ini diprediksi bakal menguat. Pasalnya, pasar tengah diliputi kekhawatiran terhadap pemulihan ekonomi Amerika Serikat.
Pada Senin, 21 September 2020 pukul 9.48 WIB, rupiah terpantau menguat 22 poin atau 0,15 persen menjadi Rp 14.713 per dolar AS. Pada akhir pekan lalu, rupiah ditutup pada posisi Rp 14.735 per dolar AS.
Kepala Riset dan Edukasi Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan, hari ini ada potensi rupiah melanjutkan penguatannya terhadap dolar AS. "Terlihat pagi ini, nilai tukar regional menguat terhadap dolar AS menyusul kekhawatiran pasar terhadap pemulihan ekonomi AS yang belum stabil dan negosiasi paket stimulus AS yang masih alot antar dua kubu di AS, Republik dan Demokrat," ujar Ariston di Jakarta, Senin.
Menurut Ariston, dalam sepekan ini, pasar masih akan terus memperhatikan testimoni Gubernur The Fed di hadapan parlemen dan senat AS untuk mencari petunjuk baru.
Selain itu, pasar juga akan mengonfirmasi pemulihan ekonomi AS lewat data-data ekonomi AS yang dirilis pekan ini.
"Rupiah mungkin bisa menguat lagi bila ada penegasan The Fed soal pelonggaran moneter AS yang lebih lama. Tapi kondisi pandemi yang belum membaik akan menahan penguatan rupiah," kata Ariston.
Ia memperkirakan, untuk sepekan, rupiah akan bergerak di kisaran Rp 14.600 per dolar AS hingga Rp 14.950 per dolar AS. Pada Jumat 18 September 2020 lalu, rupiah ditutup menguat 98 poin atau 0,66 persen menjadi Rp 14.735 per dolar AS dari sebelumnya Rp 14.833 per dolar AS.
ANTARA
Baca juga: 2 Faktor Ini Dinilai Bisa Dorong Rupiah Lebih Kuat dan Stabil