Namun demikian, ada beberapa negara yang ditengarai akan mencapai level positif seperti Vietnam. Vietnam diperkirakan mengalami pertumbuhan 1,8 persen, Cina sebesar 1,8 persen; dan Taiwan sebesar 0,8 persen. Ada pula Bangladesh yang diperkirakan masih tumbuh 5,2 persen.
Pasca-pandemi, ujar Bambang, pemulihan ekonomi nasional diperkirakan tidak akan langsung memuncak atau membentuk V shape. “Kita akan seperti Nike, ada periode panjang sampai ke level pemulihan seperti sebelumnya,” ucapnya.
Pemulihan ekonomi segera bisa tercapai seandainya penanganan pandemi berjalanan cepat. Bambang mengatakan ADB saat ini sedang mencari cara agar Covid-19 tertangani dengan baik di Asia-Pasifik. Ia menyebut, ADB memiliki anggaran US$ 20 miliar untuk membantu 40 negara berkembang.
“Kami menyiapkan paket US$ 20 miliar dengan tiga hal utama yang kami biayai, yang sifatnya emergency,” ucapnya.
ADB juga akan memastikan negara-negara berpenghasilan rendah dapat mengakses vaksin corona seumpama telah berhasil diproduksi. “Tahun depan jumlah vaksin kira-kira 2 miliar. Jadi tidak semua bisa menerima. Siapa yang bisa akses itu? ADB sedang mengupayakan semua negara punya akses khususnya yang berpendapatan rendah,” tuturnya.
Baca juga: ADB Soroti Rasio Pajak Negara Asia Tenggara di Bawah 15 Persen, Termasuk RI
FRANCISCA CHRISTY ROSANA