TEMPO.CO, Jakarta - Staf Khusus Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Arya Sinulingga membeberkan hasil pertemuan antara Menteri BUMN, Erick Thohir dan Komisaris Utama Pertamina (Persero), Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, kemarin, 17 September 2020, di Kementerian BUMN.
Pemanggilan Ahok ke kantor BUMN, kata Arya, disebabkan video viral kemarahan Ahok terhadap manajemen Pertamina. Karena itu, Erick ingin mengklarifikasi langsung kepada yang bersangkutan.
"(Erick Thohir) menerima masukan dari Pak Ahok. Jadi pada pertemuan ini Pak Ahok menyampaikan apa yang dia lihat di Pertamina, apa saja kelemahan-kelemahan yang ada dan memberitahu semua ke Pak Menteri. Masukan itu sangat bagus diterima Pak Menteri juga," kata dia melalui pernyataan kepada awak media, Jumat, 18 September 2020.
Tayangan berdurasi 6 menit 39 detik tentang pernyataan Ahok terkait Pertamina itu diunggah akun YouTube, Politik Indonesia atau Poin, pada 14 September 2020. Dalam video ini, Ahok dengan nada tinggi banyak membongkar kebobrokan tata-kelola perusahaan minyak negara tersebut. Seperti ular kena bedal, Ahok kesal pada jajaran direksi Pertamina yang membahas utang untuk eksplorasi kilang minyak.
Lalu dalam video itu juga, Ahok meminta pemerintah membubarkan Kementerian BUMN dan menggantinya super holding atau yang disebutnya sebagai Indonesia Incorporation. Hal itu sama yang dilakukan pemerintah Singapura dengan Temasek.
Ahok yang bertemu Erick, kata Arya, bertukar pikiran banyak hal dari informasi yang ada. Menurutnya, kedua pemikiran tersebut bisa disatukan. Ahok sebagai Komut Pertamina, ujar Arya, memang ditugaskan Kementerian BUMN untuk melakukan pengawasan terhadap Perseroan.
"Untuk melakukan pengawasan terhadap Pertamina itu bagian tugas dari Pak Ahok," tuturnya.
Arya mengungkapkan, bahwa Erick meminta kepada Ahok untuk membangun tim yang solid di dalam internal Pertamina. Dengan kerja sama tim yang baik, Erick berpesan dapat melakukan transformasi di tubuh Pertamina berdasarkan arahan Kementerian BUMN.
"Jadi tugas Pak Ahok memang salah satunya melakukan transformasi di Pertamina dengan juga melibatkan tim yang ada di dalam untuk semakin kuat, jadi kerja sama tim diperkuat dimintakan Pak Menteri kepada Pak Ahok," ungkapnya.
Pasca videonya viral, Ahok mengakui bahwa pernyataan-pernyataan dia yang memantik reaksi massa itu sejatinya ditujukan bagi internal Pertamina. Ahok menilai, ungkapan-ungkapan ini merupakan bagian dari evaluasi perusahaan. Saat itu, dia juga tengah menjalankan fungsi pengawasannya sebagai komisaris utama.
Ahok pun menyebut tak tahu-menahu ihwal terkuaknya video tersebut ke publik setelah ramai. “Bukan saya yang keluarkan (video),” kata Ahok saat dihubungi Tempo, Kamis.
Sebelum murka itu, Ahok mengakui bahwa sejatinya evaluasi terhadap perusahaan telah dia lakukan sejak lama. Tepatnya, sejak dia diangkat sebagai bos perusahaan pelat merah pada awal 2020. Menurut Ahok, sejak awal menjadi Komisaris Utama Pertamina, sikap ‘kencang’ terhadap perbaikan tata-kelola manajemen telah ia gembar-gemborkan.
EKO WAHYUDI l FRANCISCA CHRISTY ROSANA