“Sebab seperti undang-undang, tugas pertama pemerintah adalah melindungi segenap rakyat Indonesia, lalu baru meningkatkan kesejahteraan umum,” ucapnya.
Lebih lanjut, Berly mengungkapkan penurunan performa ekonomi Indonesia sejatinya masih lebih baik ketimbang negara-negara lain. “Secara ekonomi kita cukup lumayan dibandingkan negara lain. Kita sepertiga sampai seperlima dari negara lain dari segi ekonomi down turn,” ucapnya.
Dia lantas mencontohkan Jepang yang belakangan terkonfirmasi mengalami kontraksi tajam hingga -27,8 persen. Kemudian Singapura -13,2 persen; Malaysia -17,1 persen; dan Thailand -12,2 persen.
Barly mengatakan, pertumbuhan ekonomi Indonesia masih lebih baik karena ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang masih cukup stabil. Saat ini, kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap pertumbuhan ekonomi mencapai 55-58 persen.
Sementara itu, peneliti Indef, Izzudin Al Farras, menyebut peluang Indonesia untuk resesi sudah 99 persen. Ia mengatakan, untuk mengurangi dampak resesi, pemerintah harus meningkatkan jaring pengamanan sosial yang semula menjangkau 40 persen penduduk termiskin menjadi 60 persen.