TEMPO.CO, Jakarta - Sejumlah ekonom memprediksi Bank Indonesia atau BI akan mempertahankan suku bunga acuan 7-day reverse repo rate di level 4 persen. Bank sentral sedianya akan mengumumkan hasil rapat dewan gubernur bulan September pada hari ini, Kamis, 17 September 2020.
Ekonom Senior dari PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. Anton Hendranata, misalnya memperkirakan BI masih akan memperhatikan volatilitas rupiah dan tekanan keluar arus modal asing sebelum mengambil keputusan.
"Meskipun inflasi rendah dan pertumbuhan ekonomi mengarah kepada resesi di kuartal III/2020, volatilitas rupiah dan tekanan keluar arus modal asing diperkirakan akan menjadi pertimbangan bank sentral dalam kebijakan penentuan suku bunganya," kata Anton.
Hal senada disampaikan oleh ekonom Bank Permata Josua Pardede. Ia menyebutkan ada tiga faktor yang menjadi pertimbangan bank sentral dalam memutuskan kebijakan suku bunga kali ini.
Pertama, yaitu pertimbangan BI untuk menjaga nilai tukar rupiah tetap stabil. Jika diamati dalam jangka pendek ini, volatilitas nilai tukar rupiah rata-rata meningkat pada September 2020, terindikasi dari one-month implied volatility yang meningkat menjadi 11 persen, dari Agustus yang tercatat di kisaran 10,7 persen.