Secara umum BCA melihat adanya kemungkinan peningkatan kredit yang direstrukturisasi hingga 20-30 persen dari total portofolio kredit, yang berasal dari 200.000-250.000 nasabah.
Executive Vice President Secretariat & Corporate Communication BCA Hera F. Haryn menambahkan, perseroan senantiasa melihat perkembangan usaha dan memantau kinerja bisnis para nasabah. BCA secara proaktif juga merestrukturisasi kredit nasabah yang memiliki prospek bisnis yang positif dalam jangka panjang namun kini mengalami kesulitan keuangan.
Restrukturisasi di BCA umumnya dilakukan dengan memperpanjang tenor pinjaman untuk meringankan pembayaran kredit nasabah terutama kepada nasabah yang sektor usahanya terdampak pandemi Covid-19. "BCA berkomitmen mendukung nasabah untuk menghadapi kondisi perlambatan bisnis dengan memberikan restrukturisasi kredit secara selektif pada berbagai segmen," ucap Hera.
Sebelumnya BCA juga telah melaporkan peningkatan rasio kredit bermasalah per semester pertama tahun ini. Kenaikan rasio kredit macet ini terimbas dari pandemi Covid-19 yang membuat kualitas kredit memburuk. Padahal selama empat tahun terakhir, BCA mampu menurunkan rasio kredit bermasalah.
Rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) BCA pada semester I tahun 2020 adalah sebesar 2,1 persen atau naik 0,7 persen dibandingkan dengan periode sama tahun sebelumnya. Sementara, pada semester I tahun 2018, BCA bisa menurunkan NPL 10 bps menjadi 1,4 persen dari posisi semester I tahun 2017 sebesar 1,5 persen.
BISNIS