Tak hanya itu, prospek pertumbuhan ekonomi yang inklusif, tangguh dan berkelanjutan akan bergantung pada berbagai faktor termasuk kemungkinan wabah virus baru serta seberapa baik individu mengamati tindakan dan pembatasan kesehatan. Selain itu ada faktor kepercayaan konsumen dan bisnis, dan sejauh mana dukungan pemerintah untuk mempertahankan pekerjaan dan membantu bisnis berhasil dalam meningkatkan permintaan.
Di sisi lain, jika ancaman Covid-19 memudar lebih cepat dari yang diharapkan, peningkatan kepercayaan bisnis dan konsumen dapat meningkatkan aktivitas global secara tajam pada tahun 2021. Tapi jika virus yang lebih kuat muncul yang mengakibatkan lockdown yang lebih ketat, kondisi itu dapat memangkas 2-3 poin persentase dari pertumbuhan global pada tahun 2021.
Kepala Ekonom OECD Laurence Boone meminta agar pemerintah menghindari kesalahan pengetatan kebijakan fiskal terlalu cepat, seperti yang terjadi setelah krisis keuangan terakhir. Sebab, tanpa dukungan pemerintah yang berkelanjutan, kebangkrutan dan pengangguran dapat meningkat lebih cepat dari yang seharusnya dan berdampak pada mata pencaharian masyarakat selama bertahun-tahun yang akan datang.
"Pembuat kebijakan memiliki kesempatan untuk menerapkan rencana pemulihan yang benar-benar berkelanjutan yang menghidupkan kembali ekonomi dan menghasilkan investasi dalam peningkatan digital yang sangat dibutuhkan oleh perusahaan kecil dan menengah, serta dalam infrastruktur hijau, transportasi dan perumahan," kata Boone.
BISNIS
Baca: Airlangga Sebut 143 Perusahaan Asing Sedang Berencana Relokasi Investasi ke RI