TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto mengatakan survei BPS pada 10 hingga 26 Juli 2020 menyimpulkan Covid-19 memukul usaha mikro kecil (UMK) dan usaha menengah besar (UMB).
"84 persen UMK pendapatan menurun sejak dan pandemi," kata Suhariyanto dalam siaran virtual, Selasa, 15 September 2020.
Adapun terdapat 13 persen UMK berpendapatan tetap dan 2 persen pendapatan meningkat.
Sedangkan 82 persen UMB pendapatan cenderung menurun sejak ada pandemi. Sementara 14 persen pendapatan tetap dan 2 persen UMB pendapatan naik.
Adapun total responden survei itu merupakan pelaku usaha sebanyak 34.559, yang terdiri dari UMB 6.821, UMK 25.256, dan pertanian 2.482.
Survei itu juga menunjukkan terdapat 59,8 persen masih melakukan operasi normal, 24,2 persen pengurangan kapasitas, 10,1 persen berhenti beroperasi, 5,4 persen work from home dan 0,5 persen melebihi kapasitas.
Sedangkan 49,4 persen UMB tetap beroperasi normal di tengah pandemi, 28,8 persen pengurangan kapasitas, 5 persen berhenti beroperasi, 16,3 persen WFH dan 0,5 persen UMK.
"Adapun UMK dan UMB yang produknya melebihi kapasitas, seperti industri mamin (makanan dan minuman) yang berupa frozen food, jamu, minuman, masker, penjualan sepeda dan juga jasa layanan internet dan internet provider," ujarnya.
Menurut dia, meski presentasi kecil, 0,5 persen usaha itu bergerak dan mendapatkan keuntungan lebih di masa pandemi.
HENDARTYO HANGGI