TEMPO.CO, New York- Harga minyak pada akhir perdagangan Senin atau Selasa pagi WIB turun tipis. Harga minyak mentah berjangka jenis Brent untuk pengiriman November, turun 22 sen atau 0,6 persen, menjadi US$ 39,61 per barel.
Sementara itu, harga minyak mentah berjangka AS West Texas Intermediate (WTI) untuk penyerahan Oktober turun 7 sen atau 0,2 persen, menjadi US$ 37,26 per barel. Kedua kontrak berakhir lebih rendah minggu lalu, jatuh untuk minggu kedua berturut-turut.
Penurunan harga minyak mentah itu terjadi di tengah kekhawatiran tentang pemulihan ekonomi global yang terhenti. Di saat yang sama Libya siap melanjutkan produksi dan berbarengan dengan badai yang akan datang mengganggu produksi minyak AS.
“Badai membuat produksi dihentikan di Teluk Meksiko, dan pasar tidak peduli -- itu menunjukkan betapa buruk situasinya,” kata direktur energi berjangka untuk Mizuho, Bob Yawger.
Seperti diketahui, Badai Sally menguat di Teluk Meksiko, sebelah barat Florida pada Ahad pekan lalu, 13 September 2020, dan siap menjadi badai kategori 2. Badai itu memaksa perusahaan energi untuk menutup 21,4 persen, atau 395.790 barel per hari (bph), produksi minyak mentah lepas pantai di Teluk Meksiko utara, kata pemerintah AS pada Senin kemarin.
Badai itu juga mengganggu produksi minyak untuk kedua kalinya dalam waktu kurang dari sebulan setelah Badai Laura melanda wilayah tersebut. Biasanya harga minyak naik ketika produksi dihentikan.