TEMPO.CO, Jakarta - Berlarut-larutnya proses restrukturisasi polis nasabah PT Asuransi Jiwasraya (Persero) dinilai bakal menimbulkan krisis kepercayaan masyarakat terhadap industri asuransi di Indonesia secara keseluruhan. Oleh karena itu, pemerintah diminta segera menyelesaikan proses restrukturisasi tersebut.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Bhima Yudhistira menyebutkan kepastian penyelesaian restrukturisasi polis menjadi yang paling ditunggu nasabah. "Apalagi di tengah pandemi, nasabah sangat membutuhkan uang,” ujarnya dalam keterangan resmi, Senin, 14 September 2020.
Bhima menjelaskan, persoalan gagal bayar Jiwasraya menjadi sorotan publik sehingga perlu diselesaikan dengan cepat dan tepat agar bisa mengangkat kepercayaan masyarakat.
“Jumlah masyarakat yang punya asuransi masih sangat kecil dibandingkan total penduduk Indonesia. Dengan tidak selesainya masalah Jiwasraya akan berpengaruh kepada masyarakat terutama yang akan masuk asuransi,” ujarnya.
Saat ini, terdapat generasi milenial yang jumlahnya mencapai 90 juta orang yang menjadi target potensial layanan asuransi. Indonesia juga merupakan negara yang tingkat risiko tinggi, sehingga asuransi menjadi yang sangat dibutuhkan, oleh karena kondisi yang terjadi di Jiwasraya dan asuransi lainnya.
Oleh karena itu, menurut Bhima, kasus gagal bayar asuransi Jiwasraya dan asuransi yang gagal bayar lainnya target potensial itu bisa hilang karena mereka trauma untuk membeli asuransi,” ujar Bhima.