Selain itu, kerjasama juga dilakukan PT Kimia Farma dengan Grup42 (G42) dari Uni Emirat Arab (UEA). Nanti, menurutnya, Indonesia akan memperoleh 10 juta dosis vaksin dari kerjasama ini pada akhir tahun 2020, kemudian ditambah lagi sebanyak 50 juta dosis untuk tahun 2021.
"Jadi insya Allah, di akhir tahun ini ada 30 juta (dosis) dan di tahun depan ada 300 juta. Tetapi sebagai catatan, dari total kita dapatkan 330 juta mungkin 340 juta," kata Erick.
Namun, jumlahnya hanya cukup mengimunisasi 170 juta orang penduduk, karena vaksinasi dilakukan sebanyak 2 kali setiap orang. Oleh karenanya, Erick berharap penjajakan ke lembaga dan perusahaan farmasi bisa menghasilkan kesepakatan pengadaan vaksin sebagaimana yang sudah direncanakan.
Tak hanya itu, Erick mengungkapkan, pemerintah juga memprioritaskan pembuatan Vaksin Merah Putih, yang mana ditargetkan untuk dapat mulai diproduksi di tahun 2022. Hal itu sebagai rencana jangka panjang, agar Indonesia tidak bergantung dengan produsen vaksin asing.
"Kita menyampaikan bahwa vaksin merah putih ini prioritas. Dari informasi didapatkan, insya Allah, uji-klinis tahap 1 dan 2 bisa berjalan tahun depan sehingga di tahun 2022 kita mulai produksi vaksin merah putih," tuturnya.
Baca juga: Siap-siap, Erick Thohir Pastikan Operasi Yustisi Masker Dimulai Senin Depan