Baca Juga:
Pinjaman tersebut digunakan untuk refinancing dan memenuhi kebutuhan pembiayaan baru yang diepruntukkan bagi proyek-proyek infrakstruktur. Sehingga, struktur asset liability management perusahaan menjadi lebih sehat.
Edwin menambahkan, dengan situasi perekonomian saat ini, PT SMI kembali menarik ke sektor infrakstruktur. Dengan total aset sebesar Rp 79,8 triliun dan total ekuisitas Rp 37 triliun, total nilai proyek yang dibiayai PT SMI hingga Juli 2020 sebesar Rp 678,16 triliun.
"Perjanjian ini juga menjadi sinyal bahwa sektor pembangunan infrakstruktur memiliki daya tahan atau resiliance sehingga akan terus menjadi sektor strategis di tanah air, meskipun ditengah ancaman resesi ekonomi," tutur Edwin.
Sebelumnya, PT SMI telah menghimpun dana dari berbagai sumber, di antaranya dari pasar modal, perbankan, dan institusi internasional. Adapun utang atau pinjaman sindikasi ini adalah yang kedua kalinya dilakukan. Pada tahun 2014, perusahaan pernah meminjam US$ 175 juta dan didukung oleh beberapa mitra perbankan dan Mandated Arrangers and Bookrunners (MLAB); di antaranya MUFG Bank Ltd, United Overseas Bank (UOB), Standard Chatered Bank, Bank of China (Hong Kong), dan LTDC Bank Co., Ltd.
FAZRINALDO
Baca juga: Anies, Emil, dan Ganjar Ingin Terbitkan Surat Utang, Ini Kata Investor