TEMPO.CO, Jakarta - Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Faisal Basri menilai pemerintah perlu cepat menyelesaikan penanganan pandemi Covid-19. Hal ini harus dikebut, sebelum kinerja bisnis sektor jasa keuangan khususnya perbankan, terganggu, karena pemulihan ekonomi yang berjalan lambat.
"Saving life is saving the economy, bukan sebaliknya," kata Faisal Basri dalam diskusi virtual, Kamis, 3 September 2020.
Dia mengatakan sektor perbankan dan keuangan yang telah diperah habis-habisan, akan semakin buruk jika penanganan Covid-19 tidak cepat. "Sektor lainnya juga semakin buruk jika Covid-19 lambat diselesaikan," ujarnya.
Faisal mengingatkan, daya tahan perekonomian termasuk perbankan ada batasnya. Jika pandemi Covid-19 terus berkepanjangan karena salah penanganan, maka akan berdampak pada pemulihan ekonomi yang semakin lambat. Sebab, dia melihat, salah satu program Pemulihan Ekonomi Nasional dibebankan pada perbankan, yaitu restrukturisasi kredit.
Kendati begitu, dia menuturkan, kinerja perbankan saat ini masih cukup kuat menahan beban pemulihan ekonomi. Hal tersebut sejalan dengan pertumbuhan Dana Pihak Ketiga atau DPK perbankan yang masih tetap tumbuh stabil dan lebih baik.
"DPK tinggi tumbuh sekitar 8 persen karena masyarakat menghadapi ketidakpastian Covid-19 kapan selesai. Mereka berjaga-jaga lebih banyak," Faisal Basri menuturkan.
Otoritas Jasa Keuangan atau OJK mencatat pertumbuhan DPK sebesar 8,83 persen pada Juli 2020. Angka tersebut tumbuh positif dibanding Juni 2020 yang sebesar 7,95 persen
Baca juga: Chatib Basri Sebut Pola Pemulihan Ekonomi Indonesia Bisa U Shape