TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil tengah sibuk mencari berbagai sumber pembiayaan alternatif untuk membangun daerahnya. Karena bagi Emil, sapaan Ridwan Kamil, harga paling mahal dari seorang pemimpin adalah political will atau kemauan politik.
"Kalau kepala daerah gak mau susah seperti saya, belanja APBD saja secukupnya, gak usah bermimpi, gak usah berkejar-kejaran, menambahi pekerjaan, menunggu lima tahu selesai, Pilkada lagi," kata Emil dalam webinar Kemenkeu pada Rabu, 2 September 2020.
Tapi bagi Emil, itu bukanlah hakikat dari seorang pemimpin. Menurut dia, pemimpin harus bersemangat dan membawa perusahaan dan terobosan bagi daerahnya.
Emil percaya di mana ada inovasi, di situ ada percepatan. Menurut dia, inovasi pembiayaan pun dibutuhkan, terutama di era Covid-19 dan disrupsi saat ini. "Uang kami habis untuk Covid-19, ekonomi tidak bergerak," kata dia.
Lalu apa yang dilakukan Emil?
1. Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU)
Dalam webinar ini, Emil mengatakan dirinya sedang menggenjot pembiayaan oleh badan usaha dan swasta untuk pembangunan daerah. "Saya lagi bersemangat, membangun tanpa APBD," kata dia.
Dua skema sedang dijalankan. Pertama yaitu KPBU biasa dengan Viability Gap Fund (VGF) dari PT Sarana Multi Infrastruktur, perusahaan negara yang menjadi Special Mission Vehicle (SMV) di bawah Kemenkeu.