TEMPO.CO, Jakarta - PT Angkasa Pura I (persero) berencana memperluas area produksi Bandara Internasional Yogyakarta (Yogyakarta International Airport/YIA) yang baru diresmikan Presiden Joko Widodo pada akhir pekan lalu. Vice President Corporate Secretary Angkasa Pura I, Handy Heryudhitiawan, mengatakan total luas lahan bandara yang mencapai 587 hektare bisa dimanfaatkan untuk ekosistem penunjang aviasi.
“Semua terpusat di airport city yang memanfaatkan luasan 84 hektare,” ucapnya kepada Tempo, Selasa 1 September 2020.
Menurut Handy, bandara Kabupaten Kulon Progo yang memakan investasi hingga Rp 11,3 triliun itu akan dikelilingi area penunjang, mulai dari kawasan perumahan minimalis dan komersil, perhotelan, pusat retail dan gerai belanja, kawasan kargo, taman hiburan, rumah sakit, hingga pusat edukasi. “Diharapkan Kulon Progo dan Jawa Tengah bagian selatan bisa menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Pulau Jawa.”
Saat peresmian pada 28 Agustus lalu, Presiden Jokowi menyebut YIA dirampungkan hanya dalam waktu 20 bulan dengan pendanaan sebesar Rp 4,2 triliun untuk urusan lahan, dan Rp 7,1 triliun untuk konstruksinya. Dengan terminal penumpang seluas 219 ribu meter persegi, daya tampung YIA bisa dioptimalkan untuk 20 juta penumpang per tahun. Volume itu setara 13 kali lipat kapasitas Bandara Adisutjipto Yogkakarta yang pengembangannya sudah mentok.
Di masa adaptasi kebiasaan baru, Handy melanjutkan, YIA melayani 20 rute domestik dan dua rute internasional dari enam maskapai domestik berjadwal. Rencana pemekaran rute masih terganjal pembatasan penerbangan internasional akibat pandemi Covid-19. “Jadi kami fokus dulu pada slot yang ada sekarang.”