TEMPO.CO, Jakarta - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa sore, 1 September 2020, ditutup seiring perbaikan data manufaktur domestik dan data manufaktur global yang diprediksi ekspansif.
IHSG ditutup menguat 72,19 poin atau 1,38 persen ke posisi 5.310,68. Sementara kelompok 45 saham unggulan atau indeks LQ45 bergerak turun 17,06 poin atau 2,07 persen menjadi 841,25.
"IHSG ditutup menguat mengingat adanya harapan bahwa kinerja manufacturing PMI (Purchasing Managers Index) negara-negara Eropa maupun AS yang diprediksikan mengalami ekspansi. Di sisi lain, stabilitas inflasi, serta ekspansifnya data manufacturing PMI Indonesia, juga mendukung kinerja penguatan IHSG," kata analis Binaartha Sekuritas M Nafan Aji Gusta Utama di Jakarta, Selasa.
Dibuka menguat, IHSG sempat langsung melemah namun hanya sebentar lalu kembali naik dan banyak menghabiskan waktu di zona hijau hingga penutupan perdagangan saham.
Secara sektoral, sembilan sektor meningkat di mana sektor pertambangan naik paling tinggi yaitu 2,6 persen, diikuti sektor aneka industri dan sektor keuangan dasar masing-masing 2,1 persen dan 2,01 persen. Sedangkan satu sektor terkoreksi yaitu sektor properti sebesar minus 0,19 persen.
Penutupan IHSG sendiri diiringi aksi jual saham oleh investor asing yang ditunjukkan dengan jumlah jual bersih asing atau "net foreign sell" sebesar Rp 699,78 miliar.
Frekuensi perdagangan saham tercatat sebanyak 694.513 kali transaksi dengan jumlah saham yang diperdagangkan sebanyak 10,76 miliar lembar saham senilai Rp 8,06 triliun. Sebanyak 221 saham naik, 194 saham menurun, dan 157 saham tidak bergerak nilainya.
Sementara itu, bursa saham regional Asia sore ini antara lain indeks Nikkei melemah 1,69 poin atau 0,01 persen ke 23.138,07, indeks Hang Seng naik 7,8 poin atau 0,03 persen ke 25.184,85, dan indeks Straits Times menguat 11,11 atau 0,44 ke 2.543,62.
ANTARA