TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan sebuah negara disebut masuk ke zona resesi apabila pertumbuhan ekonominya semakin turun dalam dua kuartal berturut-turut. Tapi, jika ada perbaikan dari angka sebelumnya, makanya negara secara teknis tak masuk resesi.
"Namun hari ini kita tidak persoalkan itu resesi atau bukan resesi. Tetapi yang paling penting kita jaga kehidupan masyarakat dengan social safety net dan kemudian kita menjaga agar pertumbuhan tetap terlihat," ujar Airlangga di Kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta, Ahad, 30 Agustus 2020.
Airlangga menjelaskan, pemerintah terus berupaya menggenjot pertumbuhan ekonomi pada kuartal III 2020. Pasalnya pada triwulan II 2020, Indonesia mencatatkan pertumbuhan ekonomi negatif 5,3 persen.
Dampak Covid-19, ujar Airlangga, sejatinya tidak hanya terasa di Indonesia. Sebab, virus Corona juga telah menyebar di 215 negara dan menjangkiti sedikitnya 24 juta orang. Lebih dari 827 ribu orang meninggal. "Dari segi ekonomi kita lihat 215 negara memasuki pertumbuhan yang negatif," ujar dia.
Di kawasan Asean saja, Airlangga melihat Malaysia mencatatkan pertumbuhan minus 17 persen di kuartal II 2020, Filipina minus 16,5 persen, Singapura minus 12,6 persen, dan Thailand minus 12,2 persen. Sementara, negara lain seperti Inggris mencatat kontraksi yang lebih dalam, yaitu minus 21,7 persen.