TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sekaligus Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) Erick Thohir mengatakan, bakal ada 30 juta dosis vaksin Covid-19 diperoleh dari perusahaan G42 asal Uni Emirat Arab (UEA) dan perusahaan Sinovac asal Cina.
Erick Thohir menyebutkan dua BUMN yakni PT Bio Farma (Persero) dan PT Kimia Farma (Persero) Tbk. terus menjalin komunikasi intensif dengan perusahaan Cina dan Uni Emirat Arab (UEA) terkait pengadaan vaksin.
"Kalau satu orang memerlukan dua dosis, maka 15 juta orang yang akan divaksin di akhir 2020, kalau uji klinisnya berjalan dengan baik," kata Erick Thohir saat rapat kerja bersama Komisi IX DPR, Kamis, 27 Agustus 2020.
Erick juga menjelaskan, pembagian vaksin yang nantinya diberikan kepada masyarakat, di mana, vaksin akan disuntik sebanyak dua kali kepada satu orang. Adapun jeda pemberian vaksin diberikan selang dua sepekan. "Sebagai catatan, vaksin untuk Covid-19 yang ditemukan hari ini jangkanya masih enam bulan sampai dua tahun," ujarnya.
Lebih jauh, Erick mengatakan, uji klinis vaksin Covid-19 ini masih terus dilakukan. Bahkan, dia menyebut rencana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional akan mengambil sejumlah langkah strategis di sektor kesehatan untuk mencegah penyebaran virus dan penanganan dampak pandemi Covid-19 pada 2021.
Salah satunya dengan memperkuat kerja sama dengan negara lain untuk memperoleh vaksin lebih banyak lagi. "Di tahun 2021 sendiri, total komitmen ini kita masih me-arrange, ada yang 290 juta sampai 340 juta," kata Erick.