“Petani diuntungkan karena kita beli lebih mahal, di atas harga sekarang. Misalnya tomat Rp 500, kita beli ke petani Rp 1.500. Jadi komunitas gak ambil keuntungan,” kata Titi.
Titi menjelaskan, ide tersebut dicoba sepekan ini dengan menggalang 10 kelompok tani di Pangalengan, Kabupaten Bandung. Komunitasnya mengumpulkan pesanan, dan langsung di setor ke petani. Petani pun langsung memanen sesuai dengan pesanan, sekaligus di kemas dalam satu paket untuk tiap pesanan.
Adapun paket sayuran yang dijual seharga Rp 15 ribu berisi kol 1 butir, sawi 2 biji, wortel setengah kilogram, tomat 1 kilo, jagung muda 2 bongkol, cabe rawit 100 gram, tambah lemon California 3 biji. Paket sayuran dalam kemasan itu dikirimkan menggunakan mobil boks ke titik poin yang sudah disepakati. “Karena tidak mungkin diantar ke setiap rumah,” kata Titi.
Sejak di tawarkan di media sosial, kata Titi, pesanan membeludak. “Kemarin sampai 2 ribu paket, langsung close order. Kita sanggupnya hanya 800 paket."
Program itu baru menggalang 1 lokasi kelompok-kelompok tani. Di Pangalengan misalnya, komunitasnya melibatkan 10 kelompok tani yang di dalamnya terdapat hampir 50 petani sayur. “Ini baru uji coba. Tapi Alhamdulillah responnya bagus,” kata dia.
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat M Arifin Soendjayana mengatakan, pantauan harga komoditas untuk sayur-sayuran terhitung normal. “Pantauan harga di pasar normal,” kata dia, saat dihubungi Tempo.
Produksi sayuran juga dilaporkan relatif normal, namun serapan pasar yang melemah. “Analisa tim ahli pangan itu selama pandemi harga di pasar cenderung stabil, memang ada komoditas sayuran yang harganya turun, tapi tidak ekstrim. Kenapa, karena daya beli berkurang. Memang volume serapannya ada pengurangan,” tuturnya.
Lebih jauh Arifin mengatakan, Gubernur Jawa Barat juga sudah meminta untuk memeriksa distribusi komoditas pangan, sayuran salah satunya. “Gubernur meminta agar memaksimalkan Tani Hub, sebagai salah satu channel distribusi. Selama ini baru sedikit yang memanfaatkan,” ucapnya.
Baca juga: Impor Sayur Capai Rp 11,55 T, Faisal Basri: Saya Kaget