TEMPO.CO, Jakarta -Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengakui bahwa Indonesia tidak bisa terhindar dari perlambatan ekonomi dunia akibat dampak pandemi Covid-19.
"Ekonomi Indonesia melambat, namun masih bernasib lebih baik dibandingkan dengan negara berpenghasilan menengah lainnya atau middle income countries," ujar Luhut dalam konferensi video, Selasa, 25 Agustus 2020.
Baca juga : Jadi Masalah Besar, Luhut: Sampah Jakarta Hampir 8.000 Ton Sehari
Untuk mengatasi dampak dari Covid-19, Luhut mengatakan pemerintah terus meningkatkan pengujian dan protokol kesehatan di masyarakat. Dengan demikian, pemulihan kesehatan meningkat dan angka kematian bisa turun secara signifikan. "Kita berdoa semoga ini dapat berepengaruh baik kepada pengembangan ekonomi."
Guna meningkatkan perekonomian Indonesia ke depan, ujar Luhut, pemerintah juga tengah fokus untuk menarik investasi anyar. Caranya, antara lain dengan mengesahkan Omnibus Law, kebijakan industrialisasi hilir, dan investasi pada sektor UKM. “Dan kita berharap hal ini dapat berjalan dengan baik, dan akan mendorong lebih banyak lagi investasi ke Indonesia,” tuturnya.
Dari sisi kebijakan fiskal, Luhut menuturkan pemerintah tetap memegang prinsip kehati-hatian, dan prinsip tersebut sudah dilaksanakan selama bertahun-tahun. Menurut dia, ada dua hal penting dalam kebijakan fiskal yang dilaksanakan pemerintah, yakni mengalihkan belanja dari subsidi ke belanja modal, serta Bank Sentral juga bisa mendukung perekonomian dengan membeli obligasi pemerintah.
“Kami mengurangi ketergantungan pada energi fosil, yakni salah satunya dengan jalan menggunakan bio diesel atau B30, dan impor kami terhadap crude oil menurun, oleh karena itu, kami memiliki kelonggaran untuk meningkatkan stimulus dan sementara meningkatkan defisit. Bank Indonesia juga mendukung perekonomian dengan membeli obligasi pemerintah,” kata Luhut.