"Kalau enggak diawasi dengan baik, direksi enggak punya KPI (key performance indicator). Sedangkan KPI administratif semua. Ya ada kewajiban, (meski) merem juga untung," tutur Ahok.
Maka secara teori, kata Mulyanto, Pertamina seharusnya mendulang untung pada semester I 2020 ini. Sebab, saat ini harga minyak dunia sedang anjlok ke angka yang paling rendah sepanjang sejarah. Pertamina pun juga tidak menurunkan harga BBM sedikitpun.
Sehingga, Mulyanto pun menduga ada faktor nonteknis yang menyebabkan Pertamina mengalami rugi yang begitu besar. Untuk itu, minta peran pengawasan komisaris utama lebih ditingkatkan.
Mulyanto meminta pemerintah tidak sungkan untuk mengevaluasi kerja Ahok. Jika tidak mampu, maka Ia meminta pemerintah mengganti dengan figur profesional yang memahami kerja dunia perminyakan. "Pertamina butuh gagasan besar. Bukan omong besar," kata dia.
Sementara itu, Vice President Corporate Communication Pertamina Fajriyah Usman mengatakan bahwa perusahaannya mengalami triple shock selama semester I 2020. Ketiganya yaitu penurunan harga minyak mentah dunia, penurunan konsumsi BBM di dalam negeri, serta pergerakan nilai tukar dollar yang menyebabkan selisih kurs yang cukup signifikan.
Meski demikian, Pertamina tetap optimistis sampai akhir tahun akan ada pergerakan positif. Sebab, harga minyak dunia perlahan sudah mulai naik dan konsumsi BBM semakin meningkat. "Sehingga diproyeksikan laba juga akan positif," kata dia.
Baca juga: Jadi Komisaris Pertamina Lebih Santai, Ahok Bisa Bisnis Ayam
FAJAR PEBRIANTO