TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Pandjaitan mengungkap salah satu masalah besar yang saat ini dihadapi Indonesia serta dunia, yaitu soal sampah.
"Sampah ini memang menjadi masalah isu besar, karena Jakarta saja ada hampir 8.000 ton sehari," kata dia dalam sambutan Peluncuran Packaging Recovery Organization (PRO) secara virtual, Selasa, 25 Agustus 2020.
Menurutnya, hal ini tak bisa ditangani oleh pemerintah sendirian, melainkan harus ada campur tangan para pelaku usaha, industri dan masyarakat. Luhut pun menegaskan, pihaknya akan memberikan dukungan apapun guna menanggulangi permasalahan sampah bersama-sama.
"Kolaborasi antara swasta adalah suatu kemitraan yang inklusif, terlebih perusahaan dituntut untuk berperan lebih besar dalam upaya pengurangan sampah plastik," ucapnya.
Karena itu, kata Luhut, pemerintah saat ini sangat peduli terhadap pemulihan sampah plastik. Inilah yang membuat Luhut berulang kali menyampaikan komitmennya untuk mengambil langkah-langkah yang tidak biasa.
Luhut pun mengapresiasi terbentuknya Packaging Recovery Organization (PRO) yang diinisiasi Packaging and Recycling Association for Indonesia Sustainable Environment (PRAISE). Adapun, PRAISE merupakan hasil kolaborasi sejumlah perusahaan internasional yakni, Coca-Cola Indonesia, Danone Indonesia, PT Indofood Sukses Makmur Tbk, PT Nestle Indonesia, Tetra Pak, dan PT Unilever Indonesia Tbk.
Menurut dia, PRO adalah bentuk kepedulian dan kontribusi kalangan industri menyelesaikan permasalahan sampah plastik Indonesia secara komprehensif dan kolektif.
"Untuk itu saya mengharapkan pemerintah daerah dapat mendukung inisiatif ini untuk menyiapkan infrastruktur pengumpulan sampah," ucap Luhut.