TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto memaparkan penyebab lambatnya perkembangan proyek abadi Masela. Hingga Juli 2020, proyek Blok Masela tersebut baru mencapai progress 2,2 persen dari target 10,5 persen.
Dwi mengatakan salah satu masalah yang menghambat kemajuan pekerjaan proyek tersebut adalah perkara Health, Safety, and Environment. "Yaitu adanya Covid-19," ujar dia dalam Rapat Dengar Pendapat dengan Komisi VII Dewan Perwakilan Rakyat, Senin, 24 Agustus 2020.
Inpex, kata Dwi, melakukan penundaan atas beberapa kegiatan lantaran pagebluk. Kegiatan yang ditunda antara lain Survei Baseline Amdal di musim hujan, serta mobilisasi personil dan peralatan untuk survei geofisika dan geoteknikal darat dan lepas pantai.
Untuk itu, Dwi mengatakan lembaganya akan mempercepat proses Amdal dengan meminta dukungan dari berbagai pihak agar pekerjaan lapangan tersebut bisa dilakukan di masa pandemi. Selain itu, SKK Migas juga mengusulkan kepada Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan agar melakukan pengolahan data menggunakan data sekunder yang diharapkan bisa menggantikan data survei apabila masih terhambat.