TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi memastikan pengembangan tol laut akan terus dilakukan. Menurut dia, program ini sudah menghasilkan kontribusi pada peningkatan perekonomian di daerah, salah satunya di Nusa Tenggara Timur.
"Potensi ekonomi di NTT bertambah baik," kata Budi dalam webinar Kemenhub pada Senin, 24 Agustus 2020.
Bayangkan, kata dia, jutaan ekor sapi sudah bisa diangkut dari NTT ke Jawa Timur. Bahkan saat hari raya kurban kemarin, kata dia, sapi dari NTT juga diangkut ke Dumai, Provinsi Riau.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo atau Jokowi sudah menyoroti program tol laut yang tidak berhasil mendongkrak kontribusi moda transportasi laut terhadap pertumbuhan ekonomi. Bahkan per September 2019, kontribusinya menurun terlebih bila dibandingkan dengan kontribusi moda transportasi darat dan udara yang naik.
"Inilah yang harus dilihat lagi," kata Jokowi saat membuka rapat terbatas tentang Akselerasi Program Tol Laut di Kantor Presiden, Jakarta, Kamis, 5 Maret 2020. Jokowi pun meminta pemerintah daerah dan BUMD terlibat dalam pengembangan dan pemanfaatan tol laut.
Meski demikian, selama lima tahun terakhir pertumbuhan ekonomi di NTT tercatat terus mengalami peningkatan. Dari semula 5,05 persen pada 2014 menjadi 5,2 persen pada 2019.
Sektor pertanian, yang di dalamnya termasuk peternakan, menjadi tulang punggung utama ekonomi NTT dengan kontribusi 28 persen. Sepanjang 2019, sektor ini tumbuh 3,75 persen.
Ke depan, kata Budi, pengembangan tol laut di NTT akan tetap diteruskan. Kemenhub, kata dia, sudah menargetkan bahwa Kupang bakal menjadi hub dari tol laut di Indonesia Timur. Beberapa anggaran yang bersumber dari sukuk pun sudah tersedia untuk pembangunan beberapa pelabuhan.
FAJAR PEBRIANTO
Baca juga: Menhub Budi Karya Berharap Swasta Aktif dalam Program Tol Laut