TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan sering menjadi korban dalam pemberitaan umpan bait atau clickbait. "Saya sering jadi victim itu, jadi judulnya apa, isinya apa. Jadi kami dalam suasana yang luar biasa ini, kadang full stresses. Padahal rasanya saya nggak ngomong gitu, kenapa jadi begitu judulnya," kata Sri Mulyani dalam Pembukaan Kongres Asosiasi Media Siber Indonesia atau AMSI, Sabtu, 22 Agustus 2020.
Menurut dia, saat ini memerangi disinformasi atau hoaks menjadi tantangan dan survavilabitilty di suatu negara. Kendati demikian dia menyadari, bahwa media membutuhkan klik. "Kalau ada kata Sri Mulyani ngomong sesuatu yang agak kontroversi, pasti diklik. Jadi saya juga memahami itu," ujarnya.
Baca Juga:
Dia juga mengatakan masyarakat harus melihat sumber informasi dari distorsi informasi yang ada. Distributor atau platform media, bisa mempengaruhi konten mana yang dianggap menarik bagi masyarakat.
Pada kesempatan yang sama, Ketua AMSI Wenseslaus Manggut mengatakan 80-85 persen jalur distribusi pengelola media hampir tidak dikuasai perusahaan, tapi oleh platform. Menurut Sri Mulyani, hal ini yang bisa menyebabkan orientasi key perfomance indicator (KPI) media berkiblat pada platform tersebut.
Sri Mulyani mengaku senang dengan adanya AMSI dan Dewan Pers yang melakukan fungsinya. Lembaga tersebut dnilai bisa bernegosiasi dengan platform atau pemegang brand untuk bisa memiliki etika. "Karena kalau negara rusak, mereka tidak bisa jual apa-apa juga," ujarnya.