TEMPO.CO, Jakarta – Staf Khusus Kementerian Keuangan, Yustinus Prastowo, mengungkap alasan Menteri Keuangan Sri Mulyani menyinggung pengalaman pembantu Presiden di Kabinet Indonesia Maju dalam diskusi bersama Jakarta Post beberapa waktu lalu. Yustinus mengatakan Sri Mulyani ingin memberi penjelasan terkait penyerapan anggaran yang lebih lambat di paruh pertama 2020.
Pernyataan tersebut, tutur dia, juga tidak terkait dengan isu pergantian menteri yang belakangan santer beredar. “Pernyataan Bu Ani (Sri Mulyani) soal ini sudah biasa dan tak terkait dengan isu reshuffle, tapi lebih pada penjelasan mengapa penyerapan anggaran dan lain-lain agak lambat,” katanya saat dihubungi Tempo pada Jumat, 21 Agustus 2020.
Sri Mulyani dalam diskusi virtual menyebut ada sejumlah menteri yang baru menjabat di kursi Kabinet dan belum pernah bekerja sebelumnya di pemerintahan. Dia berharap menteri-menteri itu sudah tahu tentang birokrasi, dokumen anggaran, dan kebijakan-kebijakan lainnya.
Menurut Yustinus, pernyataan Sri Mulyani ini tak mengandung ungkapan negatif, tapi mengungkapkan keadaan yang sebenarnya secara faktual. Sri Mulyani, kata dia, juga menyadari bahwa perubahan APBN di masa Covid-19 terbilang radikal karena harus menyesuaikan dengan kondisi yang serba tidak pasti.
Maka, ia mengakui para menteri masih perlu melakukan penyesuaian terhadap fleksibilitas anggaran negara tersebut. “Menteri yang sudah pengalaman saja masih perlu adaptasi dan mengalami kesulitan, apalagi yang baru. Jadi ini permakluman saja,” katanya.