TEMPO.CO, Jakarta – Ekonom senior Rizal Ramli mengatakan penerbitan surat utang negara (SUN) berkontribusi membuat pertumbuhan ekonomi negara semakin jeblok. Sebab, 30 persen uang yang beredar di kalangan menengah atas akan diserap oleh negara setiap kali pemerintah menerbitkan SUN.
“Kenapa, karena SUN dijamin 100 persen dan yield-nya (bunga) 2 persen lebih tinggi dari deposito. Enggak aneh kalau orang-orang kaya berbondong-bondong ikut (SUN),” ujar Rizal dalam diskusi virtual bersama RMOL, Jumat, 21 Agustus 2020.
Menurut Rizal, penerbitan SUN membuat pertumbuhan kredit perbankan anjlok. Pada 2019, misalnya, pertumbuhan kredit tercatat hanya menyentuh 6,08 persen. Seharusnya, Rizal menyebut, dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang berada di kisaran 5 persen pada tahun itu, pertumbuhan kredit perbankan bisa mencapai 16-18 persen.
Kemudian pada paruh pertama 2020, pertumbuhan kredit perbankan juga belum menunjukkan angka yang agresif. Berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hingga Mei 2020, kredit perbankan hanya tumbuh 3,04 persen dibandingkan periode sama tahun sebelumnya.
“Jadi banyak yang enggak paham soal utang ini punya dampak membuat ekonomi makin merosot,” ucapnya.