Sebaliknya, Shinta mengatakan apabila upaya-upaya tersebut dipercepat, maka peluang Indonesia untuk tumbuh minimum nol persen pada keseluruhan tahun 2020 pun menjadi target yang realistis.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memperkirakan secara year to date pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga akhir Desember 2020 sekitar 0,25 persen. Pertumbuhan ekonomi Indonesia dinilai lebih baik dibandingkan negara lainnya.
"Karena year to date misal Inggris diproyeksikan minus 9,5 persen, Malaysia minus 3,2 persen, Thailand 5,7 persen, Amerika Serikat 5,1 persen dan Jerman 6,2 persen Sehingga tentu dalam situasi seperti itu, kita perlu optimistis," kata Airlangga dalam dialog bersama Tempo bertema Mengatasi Pandemi dan Mencegah Krisis Ekonomi, Kamis, 20 Agustus 2020.
Airlangga melanjutkan beberapa langkah sudah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi salah satunya dengan pelonggaran pembatasan sosial berskala besar atau PSBB.
Pelonggaran PSBB itu, kata dia, pemerintah membuka 11 sektor yang dinilai bisa menjadi penahan turunnya perekonomian lebih dalam. Di samping itu pemerintah memberikan stimulus untuk meningkatkan daya beli masyarakat dengan bantuan langsung tunai. "Jadi kuncinya memang bantuan pada daya beli," ujarnya.
Stimulus itu akan dilanjutkan pada 2021. Seperti stimulus untuk kesehatan akan tetap ada menjadi Rp 25 triliun pada 2021. Sedangkan tahun ini, stimulus kesehatan adalah Rp 87,5 triliun. Stimulus di sektor UMKM di 2020 sebesar Rp 123 triliun, sedangkan di 2021 menjadi Rp 48,8 triliun.
Baca juga : Kadin Usul Stimulus Modal Kerja Rp 303,76 Triliun
CAESAR AKBAR | HENDARTYO HANGGI