TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia Shinta Kamdani mengatakan tercapai atau tidaknya pertumbuhan ekonomi positif pada akhir tahun ini bergantung kepada sejumlah program pemerintah. Misalnya, penyaluran stimulus pemulihan ekonomi, peningkatan penyerapan Anggaran Pendapatan dan Belanja dengara serta peningkatan daya saing nasional guna menggaet investasi.
"Bisa atau tidaknya tumbuh di nol persen atau bahkan positif di akhir tahun sangat tergantung pada effort pemerintah sendiri," ujar Shinta kepada Tempo, Jumat, 21 Agustus 2020. Untuk bisa tumbuh nol persen di akhir tahun, ia berujar Indonesia perlu tumbuh setidaknya 1,1 persen secara tahunan pada triwulan III dan triwulan IV 2020.
Karena itu, Shinta meminta pemerintah lebih fokus kepada pencairan stimulus-stimulus kepada masyarakat dan pelaku usaha yang membutuhkan, mempercepat penyerapan APBN, mempercepat reformasi iklim usaha dan investasi serta mengendalikan Covid-19 untuk membangkitkan kepercayaan masyarakat untuk berbelanja kembali.
"Hingga pertengahan kuartal III ini pun pelaku usaha merasakan peningkatan konsumsi tidak cukup signifikan, stimulus-stimulus belum didistribusikan dengan maksimal dan realisasi belanja pemerintah juga masih rendah," ujar Shinta. Sehingga, tidak tertutup kemungkinan bahwa di triwulan III 2020, ekonomi Indonesia kita masih minus dan secara teknis disebut resesi.
Semakin lama stimulus, belanja penerintah dan perbaikan iklim usaha ditunda realisasinya, kata Shinta, proyeksi untuk ekonomi Indonesia tumbuh nol persen atau positif di akhir tahun akan semakin pesimistis. Apalagi perkembangan pengendalian covid di sisi kesehatan pun dinilai masih kurang baik, sehingga kepercayaan pasar untuk melakukan konsumsi dan investasi sulit meningkat.