TEMPO.CO, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Marsudi dan Menteri BUMN Erick Thohir dijadwalkan melanjutkan perjalanan ke Uni Emirat Arab (UEA), Jumat, 21 Agustus 2020, setelah kemarin bertemu dan menandatangani sejumlah kesepakatan di Sanya, Cina.
Hal itu diungkapkan Menlu Retno dalam press conference secara virtual, Kamis. Retno bertandang ke Negeri Tirai Bambu bersama Erick, yang juga merupakan Ketua Pelaksana Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional (KPCPEN). "Besok pagi [Jumat], Insya Allah kami akan berangkat menuju Abu Dhabi [UEA]," kata Menlu Retno, Kamis.
Seperti lawatan ke Cina, kunjungan ke UEA itu ditujukan untuk membicarakan kesepakatan dan memantau pengembangan vaksin Covid-19. Seperti diketahui, salah satu produsen vaksin China, Sinopharm dan Group 42 (G42) asal UEA tengah melakukan uji klinis fase III vaksin Covid-19.
Calon vaksin yang dikembangkan Sinopharm ini disebut-sebut sebagai vaksin inaktif atau tidak aktif pertama di dunia yang telah memasuki uji coba fase III.
Indonesia, kata Retno, telah mengirimkan tim khusus untuk memantau uji klinis fase III kandidat vaksin Covid-19 yang disiapkan Sinopharm dan G42. Hal itu ditegaskannya setelah bertemu Wakil Presiden Sinopharm di Sanya.
"Indonesia telah memberangkatkan tim reviewer untuk uji klinis fase 3 di UEA untuk kandidat vaksin Sinopharm dan G42," demikian penjelasan Menlu Retno melalui akun resmi Twitter Retno, @Menlu_RI, Kamis
Adapun, selain dengan Sinopharm, Retno dan Ketua Pelaksana KPCPEN Erick Thohir bertemu dua produsen vaksin dalam lawatan ke Cina, yakni Sinovac dan CanSino.
Sinovac bahkan menandatangani nota kesepahaman atau MoU lanjutan dengan PT Bio Farma (Persero) terkait kerja sama pengiriman bulk vaksin. Sebagai informasi, bulk vaksin adalah bahan aktif farmasi dari suatu vaksin.
Selain itu, pihaknya bertemu Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi dan membahas hubungan bilateral RI - Cina, kerja sama anti pandemi, dan kerja sama Belt and Road Initiative (BRI).
BISNIS
Baca juga: Kerja Sama Vaksin dengan Sinovac, Erick Thohir: Bio Farma Bukan Tukang Jahit