Widodo menilai penurunan produksi semen curah tersebut disebabkan oleh penundaan pembangunan infrastruktur dan proyek strategis pada Juli 2020. Namun demikian, Widodo memahami penundaan pembangunan tersebut lantaran pemerintah masih fokus menangani pandemi Covid-19.
"Walau memang ada kenaikan tipis 10 persen terhadap Juni 2020, penurunan konsumsi semen curah [per Juli 2020 secara tahunan] cukup besar atau turun 38 persen," ucapnya.
Widodo berharap pembangunan perumahan dan infrastruktur segera bangkit pada Agustus 2020. Dengan demikian, penyerapan tenaga kerja di bidang konstruksi yang sudah cukup lama stagnan dapat kembali tumbuh.
Realisasi konsumsi semen pada Juni 2020 tumbuh hampir 30 persen secara tahunan. Dengan kata lain, ancaman koreksi 4 persen terhindar. Widodo meramalkan produksi semen selama 2020 akan anjlok lantaran konsumsi selama Januari-Juli lebih rendah 2,33 juta ton dibandingkan periode yang sama tahun lalu.
Widodo memprediksi produksi semen akan merosot lebih dari 5 persen jika konsumsi selama 5 bulan terakhir tidak membaik. Adapun, jika realisasi konsumsi Agustus-Desember dapat sama dengan tahun lalu dan konsumsi pasar global bisa meningkat hingga 1 juta ton selama 5 bulan terakhir 2020, produksi semen masih akan terkoreksi 3 persen secara tahunan.
Baca juga: Wabah Corona, Penjualan Semen Baturaja Diproyeksi Turun 20 Persen