TEMPO.CO, Jakarta - Nilai ekspor alas kaki selama 7 bulan pertama 2020 tercatat masih tumbuh tinggi. Namun demikian, pelaku industri menyatakan realisasi tersebut tidak mencerminkan kondisi industri alas kaki nasional.
Badan Pusat Statistik (BPS) mendata nilai ekspor alas kaki nasional pada Januari-Juli 2020 naik 10,55 persen menjadi US$2,86 miliar dari realisasi Januari-Juli 2019 senilai US$2,58 miliar. Pertumbuhan nilai ekspor tersebut didorong oleh ekspor sepatu olah raga ke Amerika Serikat.
Baca Juga:
"Sebenarnya 10 persen ini lebih rendah dari [realisasi Januari-Juni] kemarin yang sekitar 13 persen. Secara kumulati ada penurunan, cuma penurunannya masih lebih tinggi dari [realisasi] tahun lalu," ujar Direktur Eksekutif Asosiasi Persepatuan Indonesia (Asprisindo) Firman Bakrie kepada Bisnis, Selasa 18 Agustus 2020.
Firman menyatakan realisasi ekspor pada awal semster II/2020 merupakan hasil kontrak antara industri dengan buyer yang memiliki modal kerja kuat seperti merek Adidas dan Nike. Menurutnya, nilai ekspor alas kaki baru akan terlihat merosot pada akhir kuartal III/2020.
Firman menyatakan pertumbuhan nilai ekspor disebabkan oleh kegiatan ekspor hasil produksi pabrikan per Mei 2020. Namun demikian, utilisasi pabrikan per Juli telah anjlok ke level 32 persen.