TEMPO Interaktif, Jakarta: Tahun depan PT Pupuk Iskandar Muda mendapat alokasi tiga kargo gas dari Pupuk Kalimantan Timur melalui Mobile Oil.
"Pasokan tetap dari Pupuk Kalimantan Timur namun melalui Mobile Oil," ujar Sekretaris Perusahaan PIM, Usman Mahmud, Jumat (26/9).
Alokasi bahan baku gas yang di-swap Mobile Oil itu tidak lagi dibagi ke Kertas Kraf Aceh. Rencananya, kata dia, ketiga kargo itu sepenuhnya untuk produksi PIM. Karenanya 2009 nanti produksi diperkirakan naik 22,5 persen, "dari 200 ribu pada tahun ini menjadi menjadi 245 ribu ton," kata dia.
PIM akan mengekspor produknya ke India dan negara di Asean atau menjualnya ke perkebunan dalam negeri. Namun dia mengaku belum memprediksi besaran pupuk yang akan diekspor atau untuk kebutuhan lokal. Angka itu, kata dia, tergantung harga dalam dan luar negeri.
Menurutnya, meskipun telah mendapat izin ekspor, PIM berharap tidak banyak mengekspor, "karena harga dan permintaan dalam negeri cukup tinggi," ujarnya.
Saat ini harga pupuk internasional sekitar US$ 700 per ton atau Rp 6,5 juta per ton, sedangkan harga dalam negeri mencapai Rp 7,6 juta per ton.
Pada 2008 PIM mendapat bahan baku gas dari PKT sebanyak tiga kargo. Namun pasokan yang dimulai awal Juni lalu hanya digunakan PIM sebesar 80 persen, sisanya diberikan pada KKA. Dari jumlah itu dihasikan pupuk urea sebanyak 200 ribu ton. "Sekitar 60-70 persennya kami ekspor," kata dia.
Kapasitas pabrik PIM per harinya sekitar 1.725 ton atau sebesar 575 ribu ton per tahun. Bahan baku yang dibutuhkan untuk mencapai kapasitas itu sebanyak enam kargo gas. Namun pemerintah hanya memberi tiga kargo. "Jadi kami berproduksi selama enam bulan saja," ujarnya.
Cornila Desyana