Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Komentari Krisis, Boediono: Bukan Sekedar Resesi dan Depresi, Ini Paralisis

image-gnews
Wakil Presiden Kesebelas era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Boediono hadir pada prosesi pemakaman almarhum Presiden ke-3 Republik Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie saat dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta, Kamis, 12 September 2019. Pada pemakaman tersebut dihadiri oleh tokoh bangsa, perwakilan Negara Sahabat, Perwakilan Lembaga Negara dan masyarakat umum. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Wakil Presiden Kesebelas era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, Boediono hadir pada prosesi pemakaman almarhum Presiden ke-3 Republik Indonesia, Bacharuddin Jusuf Habibie saat dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta, Kamis, 12 September 2019. Pada pemakaman tersebut dihadiri oleh tokoh bangsa, perwakilan Negara Sahabat, Perwakilan Lembaga Negara dan masyarakat umum. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Mantan Wakil Presiden Boediono angkat bicara menanggapi perekonomian Indonesia yang kini sedang dilanda cobaan yang sangat berat akibat pandemi Covid-19 yang mengancam semua sektor.

Boediono menyebutkan krisis yang dihadapi Indonesia saat ini juga dihadapi semua bangsa dalam berbagai sektor mulai dari kesehatan hingga ekonomi. Ia menyatakan krisis berat ini melanda semua bangsa.

"Ini adalah suatu krisis yang seratus tahun terjadi, setiap seratus tahun terjadi. Krisis berat melanda semua bangsa," kata Boediono dalam sebuah wawancara di kanal Sekretariat Presiden, Senin, 17 Agustus 2020.

Lebih jauh, Boediono menyebutkan krisis saat ini bersifat multidimensional. Menurut mantan Menko Perekonomian, pandemi Covid-19 ini tidak hanya menimbulkan resesi maupun depresi melainkan sebuah kelumpuhan atau paralisis.

"Ini bukan sekedar resesi, bukan sekedar depresi, ini paralisis. Suatu sistem yang tiba-tiba saja beku dan ini yang perlu kita pahami," ujar Boediono.

Oleh karena itu, menurut dia, dibutuhkan waktu lama untuk keluar dari krisis ini. Cara keluarnya pun tak mudah karena perlu penyesuaian besar-besaran di segala sektor.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Agar bisa kembali ke suatu yang bisa berjalan normal lagi, menurut Boediono, diperlukan waktu yang panjang. "Karena akan terjadi perubahan drastis dalam semua kegiatan semua kegiatan ekonomi, sosial, bahkan politik, mungkin bahkan keamanan. Itu semua akan memegang atau mengacu pada paradigma baru," katanya.

Hal tersebut adalah ujian besar yang harus dan tengah dihadapi oleh generasi muda saat ini. Menurut dia dengan adanya tantangan yang berat ini, generasi tua harus mendukung generasi muda.

"Generasi muda memang menghadapi tantangan yang berat kira generasi tua harus bisa mendukung sebisa mungkin," ucap Boediono.

BISNIS

Baca juga: Thailand Resmi Alami Resesi karena Sektor Pariwisata dan Perdagangan Anjlok

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

28 hari lalu

Duta Besar Jepang untuk Indonesia Masaki Yasushi dalam acara jumpa wartawan di kantor Kedutaan Besar Jepang, Jakarta Pusat pada Senin, 25 Maret 2024. TEMPO/Nabiila Azzahra A.
Top 3 Dunia: Jepang Krisis Tenaga Kerja Hingga Profil Cawapres AS Nicole Shanahan

Berita Top 3 Dunia pada Rabu 27 Maret 2024 diawali oleh Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya membuka banyak loker bagi WNI


Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

29 hari lalu

Menteri Tenaga Kerja Ida Fauziyah dan Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh Jepang untuk Indonesia, Yasushi Masaki, di Jakarta, Selasa (19 Maret 2024). (ANTARA/HO-Kemnaker)
Jepang Krisis Tenaga Kerja, Butuh Banyak Pekerja dari Indonesia

Duta Besar Jepang untuk Indonesia mengungkap alasan negaranya banyak membuka lowongan kerja bagi warga negara Indonesia.


Bos BRI Beberkan Dampak Resesi di Jepang dan Inggris ke Indonesia

36 hari lalu

Direktur Utama BRI Sunarso yang dinobatkan sebagai Pemimpin /CEO Terpopuler di Media Sosial 2022, untuk kategori BUMN Tbk.
Bos BRI Beberkan Dampak Resesi di Jepang dan Inggris ke Indonesia

Dalam rapat kerja dengan Komisi VI DPR hari ini, Dirut BRI Sunarso membeberkan dampak resesi di Jepang dan Inggris ke perekonomian Indonesia.


Mengukur Imbas Resesi Jepang terhadap Ekspor Indonesia

54 hari lalu

Ilustrasi Ekspor Import. Getty Images
Mengukur Imbas Resesi Jepang terhadap Ekspor Indonesia

Jepang telah masuk ke dalam jurang resesi usai pertumbuhan ekonominya kontraksi atau minus dua kuartal berturut-turut. Bagaimana dampaknya ke perekonomian Indonesia?


22 Negara Disebut Susah Ekspor Beras, Jokowi: Dulu Mudah

56 hari lalu

Presiden Joko Widodo saat penyerahan bantuan pangan beras cadangan pangan pemerintah kepada Keluarga Penerima Manfaat (KPM) di Gudang Bulog, Cibitung, Jawa Barat, Jumat 16 Februari 2024. Presiden Jokowi menepis anggapan bahwa kenaikan harga beras dipicu pemberian bantuan pangan dari pemerintah. TEMPO/Subekti.
22 Negara Disebut Susah Ekspor Beras, Jokowi: Dulu Mudah

Jokowi mengungkapkan dunia sedang mengalami krisis pangan, sehingga setiap negara berhati-hati untuk mengekspor beras.


Krisis Makanan di Palestina, UNRWA: Pasokan Makanan Tidak Masuk ke Gaza utara Sebulan Terakhir

58 hari lalu

Krisis Makanan di Palestina, UNRWA: Pasokan Makanan Tidak Masuk ke Gaza utara Sebulan Terakhir

Kelaparan mengintai Gaza, Palestina akibat krisis makanan, ketika badan-badan bantuan berjuang untuk mengirimkan makanan ke bagian utara, kata UNRWA


Ekonom BCA Sebut Impor Produk Jepang Bisa Lebih Murah Gara-gara Resesi

24 Februari 2024

Penarik becak Aika Terayama, membawa wisatawan di sekitar distrik Asakusa di Tokyo, Jepang, 18 Juni 2023. Penarik becak paling populer dapat menghasilkan lebih dari 1 juta yen sebulan, tiga kali lipat rata-rata nasional. REUTERS/Issei Kato
Ekonom BCA Sebut Impor Produk Jepang Bisa Lebih Murah Gara-gara Resesi

Kepala Ekonom Bank Central Asia (BCA) David Sumual mengungkapkan resesi Jepang berdampak kepada impor maupun ekspor Indonesia ke negeri tersebut.


Jepang Dilanda Resesi, Bagaimana Rencana RI Terbitkan Samurai Bond?

23 Februari 2024

Bendera Jepang dan Indonesia. Shutterstock
Jepang Dilanda Resesi, Bagaimana Rencana RI Terbitkan Samurai Bond?

Kementerian Keuangan buka suara soal penerbitan Samurai Bond, surat utang berdenominasi yen, di tengah resesi Jepang.


Jepang Masuk Resesi, Ekonom Sebut Perdagangan hingga Investasi Bisa Terdampak

22 Februari 2024

Pekerja melintas di dekat kapal tongkang pengangkut batubara di kawasan Dermaga Batu bara Kertapati milik PT Bukit Asam Tbk di Palembang, Sumatera Selatan, Selasa, 4 Januari 2022. Pemerintah melarang perusahaan untuk melakukan ekspor batu bara selama satu bulan sejak 1 Januari hingga 31 Januari 2022. ANTARA FOTO/Nova Wahyudi
Jepang Masuk Resesi, Ekonom Sebut Perdagangan hingga Investasi Bisa Terdampak

Jepang telah masuk ke dalam jurang resesi usai pertumbuhan ekonominya kontraksi dua kuartal berturut-turut.


Bos BI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Global Membaik Meski Jepang-Inggris Resesi

21 Februari 2024

Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat menyampaikan Hasil Rapat Dewan Gubernur Bulanan Bulan Februari 2024 di Gedung Bank Indonesia, Jakarta, Rabu 21 Februari 2024. Perry Warjiyo mengatakan keputusan mempertahankan BI-Rate pada level 6,00% tetap konsisten dengan fokus kebijakan moneter yang pro-stability. TEMPO/Tony Hartawan
Bos BI Perkirakan Pertumbuhan Ekonomi Global Membaik Meski Jepang-Inggris Resesi

Gubernur BI Perry Warjiyo memperkirakan pertumbuhan ekonomi global membaik, meski Jepang dan Inggris mengalami resesi.