TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid mengatakan pertumbuhan ekonomi 2021 yang dipatok Presiden Joko Widodo atau Jokowi sebesar 4,5 persen merupakan target yang super optimistis.
Sedangkan di 2020 saja, kata Jazilul, pertumbuhan ekonomi tidak sampai segitu bahkan minus. "Kenapa saya sampaikan super optimis? Karena memang pertumbuhan di 2020 enggak sampai segitu. Bahkan bisa minus. Nah, di 2021, Presiden menyampaikan optimisme bahwa kita tidak akan minus. Tapi, kita akan tumbuh 4,5 persen," ucap dia dalam konferensi pers usai pidato penyampaian RUU APBN 2021 dan Nota Keuangan pada Rapat Paripurna DPR-RI Tahun Sidang 2020 - 2021 di Gedung MPR/DPR/DPD RI, Jakarta, Jumat, 14 Agustus 2020.
Dalam pidato mengenai RUU APBN 2021 beserta nota keuangan di depan Rapat Paripurna DPR RI, Jumat, Presiden Jokowi mengungkapkan indikator ekonomi makro yang dipergunakan pemerintah dalam RAPBN 2021. Antara lain pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan mencapai 4,5-5,5 persen
Menurut Jazuli, dulu ekonomi dijanjikan bisa tumbuh sebesar 5,3 persen saja pada 2020, MPR pesimistis itu bisa tercapai. Pada 2021, ada sikap optimis baru dari pemerintah.
"Bahkan di nota keuangan, utang atau defisit itu (dijanjikan) turun di 2021. Dilihat saja nanti apakah realistis," kata dia.
Jazilul mengimbau agar semua elemen bangsa terus memberikan dukungan dan kekuatan kepada Presiden Jokowi itu agar target super optimisnya bisa tercapai.
Selain itu, target super optimistis seharusnya memaksa pemerintah dan seluruh elemen bangsa bertindak ekstra keras juga. Karena, bila tidak tercapai, tentu akan menyengsarakan masyarakat.
"Jika tidak sampai target, maka akan ada risiko yang akan diterima oleh masyarakat juga. Mungkin ada penurunan yang lebih tajam dari penghasilan masyarakat dan kesejahteraan masyarakat. Nah kalau soal politiknya, dilihat nanti kalau itu sudah berjalan. Tapi saya pikir kalau memang ada target yang tidak terlampaui, tidak ada sanksi secara politik, begitu ya," kata Jazilul.
ANTARA
Baca juga: Jokowi: Pertumbuhan Ekonomi 2021 Diprediksi 5,5 Persen, Kurs Rp 14.600 per USD