TEMPO.CO, Jakarta - Presiden Republik Indonesia periode 2004-2009 dan 2009-2014, Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyarankan pemerintah mengambil tiga kebijakan pokok dalam mengatasi tekanan ekonomi di tengah pandemi Covid-19.
SBY menjelaskan langkah pertama yang bisa dilakukan adalah mencegah penurunan Gross Domestic Product (GDP)/Produk Domestik Bruto (PDB) secara signifikan sebagai bagian strategi stabilisasi ekonomi.
Adapun langkah kedua menyelamatkan sektor konsumsi. "Pengangguran di mana-mana, sebelum dan sesudah [pandemi Covid-19] kalau ditotal 11 juta pengangguran," kata SBY dalam siaran langsung CNBC Tv Indonesia, Jumat, 14 Agustus 2020.
Menurutnya pengangguran harus segera diatasi karena memukul sektor konsumsi. Padahal, sektor konsumsi merupakan salah satu penggerak ekonomi sekaligus yang terdampak saat Covid-19 melanda Indonesia.
Pemerintah dinilai juga perlu mengambil langkah ketiga yang bersentuhan langsung dengan masyarakat banyak. "Bantulah rakyat yang sedang susah. Mereka yang kehilangan pekerjaan. Terutama golongan miskin," katanya.
SBY menyakini dengan langkah tersebut maka Indonesia bisa menghadapi resesi agar tidak berkepanjangan.
Pada 27 Juli lalu, Ketua Satuan Tugas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional Budi Gunadi Sadikin mendapat arahan dari Presiden Joko Widodo atau Jokowi untuk mempercepat penyerapan program Pemulihan Ekonomi Nasional. Sebab, hingga 22 Juli 2020, penyerapan baru 19 persen dari total Rp anggaran 695 triliun.
"Kami diminta lakukan prioritisasi dan akselerasi dari beberapa program ekonomi, kembali untuk mendukung program-program sektor kesehatan," ujar Budi dalam konferensi video, Senin, 27 Juli 2020.
Prioritas pertama adalah mempercepat dan meningkatkan penetrasi dari bantuan sosial, juga bansos produktif.
Prioritas berikutnya adalah sektor UMKM. Menurut Budi, penyaluran program untuk pengusaha mikro, kecil dan menengah ini akan dipercepat, baik program penjaminan kredit maupun subsidi bunga bagi kredit UMKM.
Prioritas ketiga, Budi mengatakan pemerintah bakal membantu adanya relaksasi abodemen listrik untuk seluruh industri. Ia berujar program tersebut sudah dipersiapkan bersama Kementerian Keuangan dan diharapkan selesai sesegera mungkin.
CAESAR AKBAR
Baca juga: Demokrat Bandingkan Cara SBY dan Jokowi Memarahi Menteri